Follow Us

Manfaatkan Sampah Organik, Siswa SMAN Bali Mandara Bikin Batako Anti-Gempa

Rizki Ramadan - Rabu, 28 November 2018 | 21:52
 Ni Made Ari Cahyani dan  Anak Agung Ulan Tirta Sari bersama guru pembimbingnya I Wayan Madiya.
Kiram HAI

Ni Made Ari Cahyani dan Anak Agung Ulan Tirta Sari bersama guru pembimbingnya I Wayan Madiya.

HAI-online.com - Setuju dong kalo anak muda itu harus bisa bawa perubahan baik untuk sekitarnya? Nggak cuma di bidang sosial aja, tetapi di bidang sains dan lingkungan. Nah, temen-temen kita dari SMAN Bali Mandara sudah membuktikannya, nih, lewat ajang Toyota Eco Youth 11. Siang (28/11) tadi, Hai ikut tim Toyota dan National Geographic Indonesia berkunjung ke sekolahnya untuk ngeliat langsung inovasi tersebut.

Inovasi tersebut dibikin oleh dua siswanya, yaitu Ni Made Ari Cahyani dan Anak Agung Ulan Tirta Sari, dibawah bimbingan pak guru I Wayan Madiya. Mereka sukses bikin batako yang dibuat dari bahan olahan sampah organik. Yap, sampah yang tercecer di lingkungan mereka kumpulkan lalu diolah lagi agar bisa jadi bahan bangunan.

“Mengolah sampah organik dengan teknik biokomposit. Kami mengolah material dengan matriks sebagai perekat dengan filler sebagai bahan utama,” kata Ni Made Ari Cahyani. Mereka menggunakan perekat berupa resin dan filler-nya adalah olahan sampah organik.

Ide ini berawal dari amatan mereka terhadap lingkungan sekitar sekolah. “Kabupaten Buleleng ini punya wilayah hutan yang luas sehingga banyak sampah organik yang belum termanfaatkan,” kata Ni Made Ari Cahyani lagi.

Batako antigempa

Batako antigempa

Selain itu, Ari dan Tirta pengin kasih solusi terhadap bahan bangunan yang selama ini berat dan kurang kuat. Soalnya, patako yang sudah mereka bikin ini terbukti ringan banget dan sudah teruji kuat.

Batako ini dihasilkan dari proses yang panjang, lho. Mereka ngelakuin sejumlah riset dulu sebelum akhirnya membuat produk. Lalu, setelah jadi pun, produk sudah diuji kekuatannya. Batako sudah dijatuhkan dari ketinggian dan nggak pecah. Lalu sudah diuji juga di lab khusus dan tetap terbukti kekuatannya.

Foto bersama dengan para juri Toyota Eco Youth
HAI

Foto bersama dengan para juri Toyota Eco Youth

Kedepannya, jika produk ini bisa diproduksi massal, mereka akan melibatkan warga sekitar sekolah untuk mengumpulkan dan mengolah sampah organik di wilayah pemukiman. Sainsnya dapet, nilai sosialnya pun dapet.

“Ke depannya, produk ini bisa jadi alternatif bahan bangunan. Kalian bisa memasarkannya ke perumahan, termasuk perumahan mewah,” kata Aryo Yudhias selaku juri dari pihak CSR Toyota, di sesi diskusi.

Sementara itu, Didi Kaspi Kasim, Editor in Chief National Geographic Indonesia optimis kalau produk ini bisa membawa dampak baik bagi lingkungan dan bisa dikembangkan sebagai produk sociopreneur.

“Olahan sampah organik ini pun bisa dibuat nggak cuma jadi batako, tetapi bahan bangunan lain. Ini sebuah solusi untuk masalah lingkungan kita,” kata Didi.

Sepakat! Menurut Hai, produk yang dinamai Batako Hexagonal Biokomposit ini bakal penting banget, sih. O ya, Hai juga salut dengan cara presentasi tim ke hadirin dan dewan juri. Lancar banget! Selain itu, keliatan banget kalo mereka totalitas sama inovasinya. Mereka udah ngerencanain dengan baik proses produksi, riset, bahkan sampe pengembangan dan marketingnya.

Sebagai salah satu finalis Toyota Eco Youth 11, temen-temen dari SMAN Bali Mandara ini akan diberangkatkan ke Jakarta untuk presentasi sekali lagi di ajang grand final, Februari tahun depan. Mereka yang menang bakal diganjar hadiah jalan-jalan ke Jepang plus uang jajan puluhan juta rupiah, cuy!

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

Latest